Reviewer : Prof. Dr. Achmad Fudholi DEA.,Apt – Email : fudholiugm@yahoo.com
Pendahuluan
Sampai sekarang kanker masih merupakan ancaman utama dibidang kesehatan. Di Amerika, kematian akibat penyakit kanker menduduki peringkat kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Sedangkan di Indonesia , kematian akibat kanker mencapai 4,3% , atau menduduki peringkat ke enam.
Penyakit kanker dapat menyerang ke semua bagian organ tubuh, baik pada orang dewasa ataupun pada anak. Namun lebih nyata untuk orang yang berusia empat puluh tahun keatas. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi penyakit kanker. Secara medis , tergantung dari kondisi dan perkembangan penyakit kanker, pengatasannya dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti : operasi, radioterapi, kemoterapi, pemberian hormon dan imunoterapi. Apapun penanganan yang dilakukan namun hasilnya masih dipertanyakan karena belum dapat meraih keberhasilan sebesar 100 persen.
Usaha penyembuhan kanker dengan obat (farmakoterapi) atau dengan senyawa kimiawi (khemoterapi) belum mampu memberilkan hasil yang memuaskan, sehingga orang mulai mengarah pada pengobatan alternatif dengan pemberian obat bahan alam, seperti obat herbal. Cara pengobatan dengan pemberian obat herbal ini awalnya bersifat empiris, namun seiring dengan gencarnya penelitian ilmiah, para ilmuwan mencari bukti ilmiah dari penggunaan obat herbal ini, dan hasilnya tidak jarang menunjukkan bukti khasiat anti kanker yang justru sangat mengagumkan.
Penyakit kanker
Kanker adalah suatu jenis penyakit yang merupakan pertumbuhan jaringan yang tidak terkendali, karena adanya kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi organisme multiseluler. Tanda dan gejala penyakit kanker sangat bergantung pada organ tubuh yang terserang penyakit tersebut. Kanker yang ada di permukaan tubuh akan menyebabkan benjolan, kanker di payudara diawali dengan timbulnya benjolan kecil , makin lama semakin besar, dan akhirnya dapat menimbulkan luka yang tidak sembuh. Kanker rahim, indung telur atau juga kanker mulut rahim sering ditandai dengan adanya gangguan siklus menstruasi. Perubahan kanker menjadi bentuk ganasnya akan menyebabkan gangguan yang lebih parah pada penderita, kadang dengan gejala kurus, lemah dan apatis. Ini menyebabkan proses penyembuhan akan lebih sulit lagi. Untuk itu pengobatan kanker selama masih dini akan lebih memberikan harapan yang lebih besar.
Sampai saat ini , penyebab kanker belum dapat diketahui dengan pasti. Ada banyak faktor penyebab yang dapat menimbulkan kanker, seperti , faktor biologis (menyangkut faktor genetik), misalnya tumor yang disebabkan oleh virus (papilloma virus, hepatitis B virus, herpes virus) , faktor kimiawi (akibat terkena bahan karsinogenik ) misal benzopirene (BP), dimethyl benz(α)antrasena (DMBA), faktor fisik akibat terkena sinar ultraviolet, sinar X, faktor kegagalan sistem kekebalan tubuh, faktor usia, dan dapat pula akibat faktor psikologis.
Virus telah terbukti dapat menyebabkan kanker pada hewan percobaan, namun pada manusia hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Mekanismenya adalah, bahwa virus yang masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen, baik gen faktor pertumbuhan maupun gen penekan, sehingga berdampak munculnya pertumbuhan sel ganas yang umumnya tidak terkendali.
Kanker dan obat herbal
Banyak obat-obat kimiawi yang sering diberikan pada penderita kanker, seperti doxorubicin, daunorubicin, pemberian kortikosteroid dosis tinggi, dan lain- lain. Senyawa-senyawa tersebut umumnya mempunyai sifat toksis yang tinggi. Akibatnya banyak penderita kanker yang jika diberi obat kimiawi tersebut , merasakan efek samping yang tidak mengenakkan. Upaya untuk menghindari efek samping itu dilakukan dengan mengalihkan tindakan dari pemberian obat kimiawi ke obat herbal. Cara alternatif pemberian obat herbal untuk mengatasi penyakit kanker ini semakin semarak seiring dengan upaya ilmiah yang dilakukan oleh banyak peneliti,dan akademisi baik di dalam maupun diluar negeri, untuk dapat membuktikan khasiat obat herbal tersebut secara rasional baik laboratoris maupun klinis.
Beberapa contoh tanaman yang sudah diamati seperti daun ngokilo (Gynura procumbens), beluntas (Pluchea indica), murbei (Morus alba), tapak doro (Vinca alba) dan masih banyak yang lain, membuktikan mampu mengatasi penyakit kanker dengan derajat penyembuhan yang bervariasi. Banyak penelitian yang dilakukan sampai mengarah pada upaya mencari jawaban mekanisme aksi obat herbal tersebut terhadap pertumbuhan sel kanker, seperti uji antimutagenesis dimaksudkan untuk memeriksa penghambatan proses mutagenesis sel kanker, uji sitotoksisitas untuk memastikan bahwa obat herbal tersebut dapat membunuh sel-sel kanker tertentu, atau mengarah pada gangguan proses metabolisme tubuh dengan mekanisme adaptogen.
Pemberian obat herbal dalam terapi kanker ini mempunyai keuntungan tersendiri, yaitu relatif aman karena efek samping yang kecil. Hal ini disebabkan karena adanya paradigma keseimbangan dalam komponen yang ada dalam tanaman yang digunakan untuk pengobatan kanker tersebut. Walaupun demikian banyak penderita kanker yang mengkombinasikan penggunaan obat kimiawi dan penggunaan obat herbal secara bersamaan, dengan pemberian selang waktu.
Fitofarmaka
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 fitofarmaka ditakrifkan sebagai sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Untuk memenuhi persyaratan peredaran sediaan obat, calon fitofarmaka bersangkutan harus telah lolos uji praklinik dan klinik baku. Salah satu uji praklinik yang dapat dilakukan adalah uji ketoksikan akut.
Ketoksikan akut adalah derajat efek toksik suatu senyawa pada hewan uji tertentu yang terjadi dalam waktu singkat setelah pemberiannya dalam dosis tunggal. Hewan uji yang biasa digunakan adalah tikus jantan dan betina. Oleh karena itu obat herbal yang ditujukan untuk terapi tertentu harus mengalami uji tersebut, seperti pengujian yang pernah dilakukan dari campuran bahan herbal Form Japanicus Fr., Radix Pseudo Ginseng.,Ligustrum Wallichii Fr., dan Atractylodes Macrocephala K. Tujuan pengujian tersebut adalah untuk menetapkan potensi ketoksikan akutnya, yang dinyatakan dengan Kisaran Dosis Letal Tengah (LD50) , mekanisme yang memerantai terjadinya kematian hewan dan spektrum efek toksiknya.Hasilnya menunjukkan bahwa pada tikus jantan dan betina dapat disebut minimal praktis tidak toksik, karena sampai dosis tertinggi yang dapat diterima tikus (12500mg/Kg Berat Badan) tidak memperlihatkan spektrum efek toksik yang berarti. Selain itu untuk mengetahui pengaruh penghambatan campuran herbal tersebut terhadap tumor fase inisiasi dan post inisiasi pada mencit, dilakukan uji anti kankernya pada hewan uji yang menderita kanker akibat bahan karsinogenik.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada dosis 450 mg/Kg Berat Badan kapsul tersebut dapat menurunkan kejadian tumor akibat pemberian karsinogenik sebesar 38-50% untuk mencit dan 25% untuk tikus. Disamping itu campuran tersebut dapat menghambat pertumbuhan tumor khususnya pada fase post inisiasi awal sebesar 28-70% untuk mencit dan 40% pada tikus dengan dosis pemberian 750 mg/ Kg Berat Badan. Analisis mekanisme kerjanya antara lain sebagai anti proliferasi, sebagai inhibitor cyclooxygenase (COX) atau dapat pula sebagai bahan pemacu apoptosis. Dengan demikian terbukti bahwa campuran herbal uji tersebut aman untuk dikonsumsi, dan bagus untuk pengatasan penyakit kanker.
Sesuai dengan paradigma penggunaan obat herbal, maka beberapa hal yang harus diperhatikan agar efektivitas penggunaan obat herbal bisa maksimum adalah :
- Dibarengi dengan makanan vegetarian. Sedangkan makanan yang dari hewani dikurangi atau bahkan tidak sama sekali.
- Pembatasan aktivitas anggota tubuh yang dapat merangsang atau menghambat proses penyembuhan penyakit yang diderita.
- Pengendalian terhadap faktor psikologis penderita, yang secara tidak langsung dapat mengganggu proses aktivitas aksi obat herbal dalam tubuh.
Kesimpulan
Penggunaan obat herbal untuk mengatasi problem kesehatan manusia termasuk penyakit kanker, semakin diyakini masyarakat seirama dengan dinamika penelitian ilmiah tentang bahan herbal tersebut. Namun harus senatiasa disadari bahwa paradigma penggunaan obat herbal berbeda dengan penggunaan obat kimiawi, sehingga kelemahan yang ada dalam salah satu bentuk penggunaan obat (herbal atau kimiawi) dapat diperbaiki dalam bentuk kombinasi penggunaan keduanya.
Pustaka
- Ansel,H.C ., Popovich, N.G., and Allen,L.V., 1995, Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Lea & Febiger Book, Baltimore, Philadelphia
- Bisset,N.G., Wichtl,M.,2001, Herbal drugs and Phytopharmaceuticals, Medpharm Sci.Pub., Stutgart
- Brain, K.R., Turner,T.D., 1975, The Practical Evaluation of Phytopharma- ceuticals, Wright-Scientechnica, Bristol
- Fudholi,A.,1999, Perkembangan Teknologi Farmasi ; Kajian Sediaan Bentuk Obat, Lokakarya Tata Cara Penulisan Resep yang Benar, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
- Fudholi,A.,2000, Pelayanan Obat di Apotek Sehubungan dengan Adanya Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Seminar Sehari Penerapan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Terhadap Preskripsi Dokter dan Pelayanannya, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta
- Fudholi, A.,2001, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat Bahan Alam dan Permasalahannya, Pharmacon, Vol.2, No.1, 25-29
- Fudholi A. 2011., Formulation Technology of Phytopharmaceuticals., Medicinus, Vol 24,No.1, 34 – 38
- Lieberman,H.A., Lachman,L.,1985, Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol.2, Marcel Dekker, Inc.,New York & Basel
- Marchaban, Fudholi A., Suryadi B., 2003, Evaluasi Penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) di Industri Farmasi Obat Tradisional di Jawa Tengah, Majalah Farmasi Indonesia,Vol.15, No.2, 75-80
- Gunawan H.,Setiawan A.B.,Fudholi A.,2003, Formulasi Tablet Effervescent Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn), Pharmacon, Vol.4, No.1, 40-47
- Polderman,J.,1990, Introduction to Pharmaceutical Production, Novib, The Hague
- Puspita,O.,E., Fudholi,A., 2011, Analisis Pengendalian Kualitas Obat Sediaan Kaplet Salut Selaput P® Melalui Penerapan Metode Sttistical Process Control di PT.YF., Majalah Farmasi Indonesia,Vol.22, No.1, 33-42
- Syaifullah T.N.,Fudholi A.,Soegiharjo, 2001, Penggunaan Amilum Sagu Metroxylon rumphii (wild) Mart Sebagai Bahan Penghancur dalam Pembuatan Tablet, Pharmacon, Vol.1, No.2, 12-19
- Sa’adah,H., dan Fudholi,A., 2011, Optimasi Formula Tablet Teofilin Menggunakan Co-Processed Excipients Campuran Laktosa dan Avicel, Prosiding Seminar Nasional “Eight Star Performance Pharmacist” , Yogyakarta, 136 – 142
- Sugihartini,N., Fudholi,A., Pramono,S., Sismindari, 2011, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Teh Hijau (Camelia sinensis,L.)Terhadap Nilai SPF (Sun Protection Factor) dan Uji Daya Iritasi Krimnya, Prosiding Seminar Nasional “Eight Star Performance Pharmacist” , Yogyakarta, 124 -128
- Wijeskera,R.O.B., – , The Medicinal Plant Industry, Intecnos Associates, International
sumber :
http://mipto.farmasi.ugm.ac.id/review-penelitian-162-kanker-dan-obat-herbal.html